Senin, Juni 29, 2009

SEKOLAH GRATIS


Anda tentu sering melihat iklan ini ditelevisi. Ya iklan sekolah gratis. Dan diharapkan semua masyarakat dapat sekolah gratis. Sekolah harus bisa (he he kok kaya bahasa iklannya SBY). Tapi benarkah kebijakan sekolah gratis tersebut merupakan kebijakan yang tepat atau harus diambil??

Kata gratis merupakan kata yang diperdebatkan. Sebagian berkata, "Ah, masak bisa sekolah gratis?". sedangkan yang lain, "Memang seharusnya sekolah gratis, kan semua uang dari rakyat?!". Bagi mereka pengelola sekolah, bergumam, "semakin berat saja, apa ya bisa pemerintah memenuhi semua kebutuhan sekolah?".

Berbagai komentar muncul beragam. Intinya ada yang setuju, ragu-ragu dan tidak setuju. Memang demikianlah setiap kebijakan akan menuai berbagai respon dan reaksi. Pemerintah memberikan layanan pendidikan yang merata kepada masyarakat adalah sebuah kewajiban. Terlebih dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ada program wajib belajar. Oleh karena wajib belajar, maka pemerintah wajib menyediakan pendidikan tersebut sehingga dapat diakses oleh semua lapisan. Dengan demikian sekolah gratis sebenarnya adalah bentuk semangat undang-undang tersebut. Namun demikian kebijakan atau program sekolah gratis (khususnya buat sekolah negeri, SD dan SMP) masih mengundang sejumlah pertanyaan.

Apakah pemerintah benar-benar sudah menghitung kebutuhan dan kemampuan untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Tidak murah dan mudah menyediakan berbagai kebutuhan sekolah SD dan SMP negeri di seluruh Indonesia. Berapa anggaran untuk itu semua? Sekarang saja masih sering ditemukan pembayaran gaji di daerah-daerah terlambat atau pembayaran tunjangan sertifikasi yang molor. Sungguh sekolah gratis..tis sulit dengan dasar pertimbangan ekonomi biaya tersebut.

Persoalan kedua adalah efek atau dampak yang tidak sengaja (unintended), baik bagi sekolah swasta maupun bagi masyarakat atau bahkan bagi kualitas pendidikan kita. Sekolah swasta juga merupakan lembaga yang berjasa dalam mencerdaskan bangsa. Selama ini mereka dengan segala kemampuannya memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat. Ada yang bagus, biasa, sangat bagus dan kurang bagus. Bila kebijakan tersebut diterapkan, maka sekolah-sekolah swasta yang biasa-biasa saja bisa ditutup, karena tidak ada peminat. Atau mereka akan menjadi sasaran reaksi masyarakat karena pemahaman tentang "sekolah gratis". Di sisi lain, dengan gratis tentu saya ragu bisa menghasilkan kualitas yang baik. Jer basuki mowo beo. Jika gratis tis, tentu akan berdampak psikologis. "Wong sekolah gratis saja kok...ndak usah serius". Kalau sebaliknya, "mumpung gratis ya sekolah yang bener,". Kesannya adalah menjadi murahan sekolah kita ini.

Dari semua itu, yang penting adalah; jangan sampai masyarakat tersesat dengan kata-kata "GRATIS", kedua pemerintah perlu memikirkan biaya ekonomis serta dampak yang sebenarnya merupakan biaya yang harus ditanggung oleh semua pihak.

Sekolah gratis ..tis? Susah deh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas partisipasinya